Siang tadi baru saja saya mendapat informasi dari tukang kebun saya bahwa singkong saat ini harga Lampung timur mencapai 1.190 /kg, sungguh harga yang sangat menggiurkan, tapi apadaya singkongku belum layak panen. Bahka musim kemarau tahun ini sunggu luar biasa. Sehingga membuat sinkong singkongku seperti gagal tumbuh. alias buahnya tidak sesuai dangan umur.
salam petani Indonesia
by : esawe
Stepanus Agung Widodo SE, mengawali hidup sebagai seorang karyawan, kini terjun dan memulai untuk belajar bertani dengan cita cita ingin mewujudkan perubahan untuk PETANI INDONESIA MADANI (sejahtera). Semua diawali dengan 10ha kebun karet, 20ha kebun sawit 9ha kebun singkong. VISI = Petani Madani MISI = Mengembakan Teknolgi Pertanian Dengan Bahan Organik
Selasa, 14 Oktober 2014
Selasa, 07 Oktober 2014
Mencetak Kebun Buah Buahan
Semua satu persatu sudah mulai nampak hasilnya dan apa yang terjadi saat ini masih belum menunjukan sentimen positif pada aktual hasil panen. Dari hasil yang telah saya lewati semua masih cukup memprihatinkan :
1. Kebun karet harga saat ini cenderung turun dan turun dan per bulan September 2014 ini harga
hanya Rp. 5.000,- per kilogram (karet mingguan) betapa rontoknya harga yang belum bisa
menggantikan income saya sebagai karyawan saat ini.
2. Kebun sawit mimpi indah dulu terealisasi dengan penurunan hasil panen secara terus menerus
hampir hasil panen tak dapat di jadikan pengganti income saya sebagai karyawan saat ini, dimana
hasil panen dari bulan Juli 2014 mengalami penurunan yang tak henti hentinya sampai panenan
perbulan September 2014 dengan areal kurang lebih 2 ha hanya menghasilkan 240 kg TBS.
sungguh mengerikan.
3. Kebun singkong angan angan yang penuh dengan kalkulasi dan perhitung matekmatik juga tidak
bisa meralisasikan apa yang di cita citakan, panenan tahun lalu di hadapkan dengan menunggu
harga layak dan curah hujan yang tinggi. Akibatnya maju kena mundur kena. Di jual rugi karena
harga rendah di tahan rugi karena banyak yang busuk akibat curah hujan yang tinggi. Dan
terjadi gagal tumbuh akibat kemarau yang sangat kering.
Harapan seakan semakin mejauh semua tak realisasikan dengan prima, ada saja yang membuat saya gagal dalam bertani. Akan tetapi sudah niat saya untuk terus maju menjadi petani yang madani saya tak putus asa, saya cari terus celah ekonomi di bidang pertanan. Satu hal yang sekarang menggelitik mimpi saya adalah sebuah pertanyaan apalagi yang dapat di olah dari lahan lahan yang ada agar dapat menghasilkan produktifitas yang cukup bernilai ekonomis, sekarang adalah mencari ide ide yang mana dengan lahan yang terbatas atau yang tidak luas dapat menghasilkan ration pendapatan yang tinggi, sehingga terjadi efisiensi lahan, karena apa yang telah ditanam saat ini adalah jenis tanaman yang memerlukan areal yang cukup luas untuk menghasilkan pendapatan yang layak. Seperti halnya sawit saya membutuhkan lahan berhektar hektar agar pendapatan saya layak untuk hidup seperti saat ini ketika saya masih menjadi karyawan, demikian karet dan singkong semua adalah jenis tanaman yang harus di tanam dalam suatu areal yang sukup luas. Berfikir dan terus berfikir untuk mencari terobosan agar apa yang saya harapkan dapat menjadi kenyataan.
Buah buahan adalah alternatif yang saya temukan setelah sekian lama berfikir dan berfikir untuk mencari celah nasib di bidang pertanian ini, awalnya ketika saya mengalami kegagalan panen singkong yang membuat saya merugi, ke kecewaan itu sempat terobati oleh pohon duku yang kala itu saya sisakan alias tidak saya tebang, ketika saya sedang lemas menelan gagal panen ternyata pohon pohon duku tersebut mengalami panen raya, wah terasa tersiram air hujan di musim kemarau rasanya. Hasilnya cukup lumayan dengan menjual "tebas" jual di pohon saja saya memperoleh uang Rp. 20.000.000,- dari seluruh total pohon duku itu pun satu pohon tidak saya jual karena untuk oleh oleh tetangga dan untuk di makan bersama pengurus kebun, padahal pohon pohon duku tersebut sama sekali tidak pernah tersentuh oleh perawatan, saya biarkan tumbuh begitu saja tanpa pemupukan dan tumbuh bersama semak semak yang sangat lebat. Saya sempat berfikir apakah ini suatu hal yang harus saya kembangkan ? tapi semua berlalu begitu saja. Selang beberapa bulan berjalan saya pergi ke kebun singkong saya kembali lagi saya sempat terpukul oleh pertumbuhan singkong saya tidak sesuai dengan umur, sihingga bayangan kerugian sudah terbayang jelas dengan kondisi yang lemas saya mengunjungi kebun karet saya yang lokasinya sekitar 20 km dari lokasi kebun singkong saya, niat saya adalah ingin memupuk pupuk lanjutan per 2 bulan sejak setelah panen raya itu. Setelah selesai memupuk saya sempatkan untuk melihat lihat pohon karet saya dan ketika saya sedang melihat lihat pohon karet, mata saya terfokus melihat pohon pohon durian yang dahulu waktu membuka lahan untuk di tanami karet belum sempat saya tebang, betapa terkejutnya saya karena ternyata sekita 15 batang pohon durian yang tersisa semua sedang berbunga sangat lebat. Pengalaman yang kedua kali ini setelah duku yang lalu membuka fikiran saya yang berlalu dan terpendam dalam kesibukan saya.
Saat ini saya sedang mempersiapkan penanaman pohon buah buahan untuk di tanam di musin penghujan nanti, tentunya pohon buah buahan yang saya tanam haruslah yang mempunyai nilai jual yang tinggi karena saya hanya memanfaatkan sisa sisa area di kebun karet tidak tertanam pohon karet, agar hasil yang di peroleh sangat efektif dan optimal. Saat ini saya sedang mencari 14 jenis buah buahan yang bernilai jual tinggi dan cocok dengan kondisi dan situasi kebun saya.
Salam Petani Indonesia
by-esawe
1. Kebun karet harga saat ini cenderung turun dan turun dan per bulan September 2014 ini harga
hanya Rp. 5.000,- per kilogram (karet mingguan) betapa rontoknya harga yang belum bisa
menggantikan income saya sebagai karyawan saat ini.
2. Kebun sawit mimpi indah dulu terealisasi dengan penurunan hasil panen secara terus menerus
hampir hasil panen tak dapat di jadikan pengganti income saya sebagai karyawan saat ini, dimana
hasil panen dari bulan Juli 2014 mengalami penurunan yang tak henti hentinya sampai panenan
perbulan September 2014 dengan areal kurang lebih 2 ha hanya menghasilkan 240 kg TBS.
sungguh mengerikan.
3. Kebun singkong angan angan yang penuh dengan kalkulasi dan perhitung matekmatik juga tidak
bisa meralisasikan apa yang di cita citakan, panenan tahun lalu di hadapkan dengan menunggu
harga layak dan curah hujan yang tinggi. Akibatnya maju kena mundur kena. Di jual rugi karena
harga rendah di tahan rugi karena banyak yang busuk akibat curah hujan yang tinggi. Dan
terjadi gagal tumbuh akibat kemarau yang sangat kering.
Harapan seakan semakin mejauh semua tak realisasikan dengan prima, ada saja yang membuat saya gagal dalam bertani. Akan tetapi sudah niat saya untuk terus maju menjadi petani yang madani saya tak putus asa, saya cari terus celah ekonomi di bidang pertanan. Satu hal yang sekarang menggelitik mimpi saya adalah sebuah pertanyaan apalagi yang dapat di olah dari lahan lahan yang ada agar dapat menghasilkan produktifitas yang cukup bernilai ekonomis, sekarang adalah mencari ide ide yang mana dengan lahan yang terbatas atau yang tidak luas dapat menghasilkan ration pendapatan yang tinggi, sehingga terjadi efisiensi lahan, karena apa yang telah ditanam saat ini adalah jenis tanaman yang memerlukan areal yang cukup luas untuk menghasilkan pendapatan yang layak. Seperti halnya sawit saya membutuhkan lahan berhektar hektar agar pendapatan saya layak untuk hidup seperti saat ini ketika saya masih menjadi karyawan, demikian karet dan singkong semua adalah jenis tanaman yang harus di tanam dalam suatu areal yang sukup luas. Berfikir dan terus berfikir untuk mencari terobosan agar apa yang saya harapkan dapat menjadi kenyataan.
Buah buahan adalah alternatif yang saya temukan setelah sekian lama berfikir dan berfikir untuk mencari celah nasib di bidang pertanian ini, awalnya ketika saya mengalami kegagalan panen singkong yang membuat saya merugi, ke kecewaan itu sempat terobati oleh pohon duku yang kala itu saya sisakan alias tidak saya tebang, ketika saya sedang lemas menelan gagal panen ternyata pohon pohon duku tersebut mengalami panen raya, wah terasa tersiram air hujan di musim kemarau rasanya. Hasilnya cukup lumayan dengan menjual "tebas" jual di pohon saja saya memperoleh uang Rp. 20.000.000,- dari seluruh total pohon duku itu pun satu pohon tidak saya jual karena untuk oleh oleh tetangga dan untuk di makan bersama pengurus kebun, padahal pohon pohon duku tersebut sama sekali tidak pernah tersentuh oleh perawatan, saya biarkan tumbuh begitu saja tanpa pemupukan dan tumbuh bersama semak semak yang sangat lebat. Saya sempat berfikir apakah ini suatu hal yang harus saya kembangkan ? tapi semua berlalu begitu saja. Selang beberapa bulan berjalan saya pergi ke kebun singkong saya kembali lagi saya sempat terpukul oleh pertumbuhan singkong saya tidak sesuai dengan umur, sihingga bayangan kerugian sudah terbayang jelas dengan kondisi yang lemas saya mengunjungi kebun karet saya yang lokasinya sekitar 20 km dari lokasi kebun singkong saya, niat saya adalah ingin memupuk pupuk lanjutan per 2 bulan sejak setelah panen raya itu. Setelah selesai memupuk saya sempatkan untuk melihat lihat pohon karet saya dan ketika saya sedang melihat lihat pohon karet, mata saya terfokus melihat pohon pohon durian yang dahulu waktu membuka lahan untuk di tanami karet belum sempat saya tebang, betapa terkejutnya saya karena ternyata sekita 15 batang pohon durian yang tersisa semua sedang berbunga sangat lebat. Pengalaman yang kedua kali ini setelah duku yang lalu membuka fikiran saya yang berlalu dan terpendam dalam kesibukan saya.
Saat ini saya sedang mempersiapkan penanaman pohon buah buahan untuk di tanam di musin penghujan nanti, tentunya pohon buah buahan yang saya tanam haruslah yang mempunyai nilai jual yang tinggi karena saya hanya memanfaatkan sisa sisa area di kebun karet tidak tertanam pohon karet, agar hasil yang di peroleh sangat efektif dan optimal. Saat ini saya sedang mencari 14 jenis buah buahan yang bernilai jual tinggi dan cocok dengan kondisi dan situasi kebun saya.
Salam Petani Indonesia
by-esawe
Musim Trek Kelapa Sawit 2014
Udara yang menyeka muka ku cukup terasa panas sekali terik matahari, serta keringnya tanah yang ku injak sangat menggabarkan betapa keringnya kemarau tahun ini, meskipun sudah menginjak di bulan yang ke 10 di tahun 2014 ini namun, sudah hampir 2 bulan sejak hari raya lebaran tak setetes air pun yang jatuh di kebun sawit ku, sungguh tahun ini sangatlah terasa sulit bagi para petani sawit.
Saat ini barulah saya betul betul merasakan inilah nasib menjadi petani kelapa sawit, betapa tidak hasil panen dengan luas lahan kurang lebih 2 ha yang biasanya bisa menghasilkan minimal 1,5 ton setiap panen, kini hanya bisa dipanen dengan 0,2 - 0,5 ton perpanen bayangkan cukup fantastis sekali hasil nya...... dari hasil catatan saya produksi sudah mulai turun beberapa bulan yang lalu mulai dari 0,9ton, 0,8ton, 0,6 ton 0,5ton bahkan terakhir hanya 0,2ton. Coba saya hitung dengan tonase seperti itu, berapa batang pohon kah yang berbuah ? sungguh mengerikan.
Bagaimana seorang petani sawit yang hanya mempunyai lahan 2 hektar ? saya sudah bisa pastikan mereka hanya dapat memenuhi kebutuhan primernya saja bahkan mungkin kurang, karena ketika panen raya pun sudah dipastikan harga akan mengalami penurunan, sempat ada rumor untuk kelapa sawit adalah ada buah gak ada harga, ada harga gak ada buah. Petani sawit akan selalu terjepit dan akan selalu meregang dompet hihihihihi..... sungguh memilukan.
Sempat saya membaca testimoni atau artikel artikel di berbagai blog atau media sosial lainya yang selalu mengutarakan bahwa betapa indahnya bertani sawit, ternyata setelah saya alami sendiri itu semua hanya hitungan metematik saja dimana ada pertambahan dan perkalian dan pengurangan akan ketemu sebuah hasil yang ideal bahkan hasil yang maksimal, sedangkan foktor - faktor lain terabaikan dalam pengungkapan di setiap testimoni atau artiket yang menyebabkan perbedaan yang cukup besar antara hitungan dengan kenyataan.
Setelah saya mengalami sendiri apa yang terjadi maka saya ingin sekali menulis di blog ini sebagai gambaran pait nya menanam sawit, tapi apa yang saya alami ini mungkin bukan merupakan parameter tunggal untuk sebuah opini, mungkin teman-teman yang lain tidak sependapat dengan saya karena mungkin hasil sawitnya masih tetap bisa diharapkan walau memang ada penurunan tapi tidak seektrim sawit saya, silahkan menanggapi pengalaman saya ini. Paling tidak tulisan saya ini akan menjadi pertimbangan bagi para petani yang akan terjun ke dunia sawit agar lebih memperhitungkan bukan hanya dengan pethitungan diatas kertas atau secata matematik saya tapi lebih menyeluruh terhadap dapak dan resiko nya.
salam petani Indonesia
by- esawe
Saat ini barulah saya betul betul merasakan inilah nasib menjadi petani kelapa sawit, betapa tidak hasil panen dengan luas lahan kurang lebih 2 ha yang biasanya bisa menghasilkan minimal 1,5 ton setiap panen, kini hanya bisa dipanen dengan 0,2 - 0,5 ton perpanen bayangkan cukup fantastis sekali hasil nya...... dari hasil catatan saya produksi sudah mulai turun beberapa bulan yang lalu mulai dari 0,9ton, 0,8ton, 0,6 ton 0,5ton bahkan terakhir hanya 0,2ton. Coba saya hitung dengan tonase seperti itu, berapa batang pohon kah yang berbuah ? sungguh mengerikan.
Bagaimana seorang petani sawit yang hanya mempunyai lahan 2 hektar ? saya sudah bisa pastikan mereka hanya dapat memenuhi kebutuhan primernya saja bahkan mungkin kurang, karena ketika panen raya pun sudah dipastikan harga akan mengalami penurunan, sempat ada rumor untuk kelapa sawit adalah ada buah gak ada harga, ada harga gak ada buah. Petani sawit akan selalu terjepit dan akan selalu meregang dompet hihihihihi..... sungguh memilukan.
Sempat saya membaca testimoni atau artikel artikel di berbagai blog atau media sosial lainya yang selalu mengutarakan bahwa betapa indahnya bertani sawit, ternyata setelah saya alami sendiri itu semua hanya hitungan metematik saja dimana ada pertambahan dan perkalian dan pengurangan akan ketemu sebuah hasil yang ideal bahkan hasil yang maksimal, sedangkan foktor - faktor lain terabaikan dalam pengungkapan di setiap testimoni atau artiket yang menyebabkan perbedaan yang cukup besar antara hitungan dengan kenyataan.
Setelah saya mengalami sendiri apa yang terjadi maka saya ingin sekali menulis di blog ini sebagai gambaran pait nya menanam sawit, tapi apa yang saya alami ini mungkin bukan merupakan parameter tunggal untuk sebuah opini, mungkin teman-teman yang lain tidak sependapat dengan saya karena mungkin hasil sawitnya masih tetap bisa diharapkan walau memang ada penurunan tapi tidak seektrim sawit saya, silahkan menanggapi pengalaman saya ini. Paling tidak tulisan saya ini akan menjadi pertimbangan bagi para petani yang akan terjun ke dunia sawit agar lebih memperhitungkan bukan hanya dengan pethitungan diatas kertas atau secata matematik saya tapi lebih menyeluruh terhadap dapak dan resiko nya.
salam petani Indonesia
by- esawe
Rabu, 10 September 2014
UMPAH MINIMUN REGIONAL (UMR) DAN HARGA MINIMUM KOMODITI REGIONAL (HMKR)
Apa yang terjadi saat ini adalah sebuah kenyataan yang pahit yang berkepanjangan, yang sangat menyedihkah, yang sedang menimpa para petani karet. Betapa tidak ? sudah hampir satu tahun harga karet mingguan mengalami penurunan yang pelahan tapi pasti mencekik para petani. Harga yang berawal dari Rp. 15.000,- / Kg berangsur turun hingga saat ini tanggal 10 September 2014 menjad Rp.5.000 / Kg.
Sungguh sangat ironis, adakah kesalahan langkah dari masing masing pelaku dalam hal ini petani dan pengguna bahan baku karet atau bahkan pemerintah. Dimana telah terjadi ketidak seimbangan pasar. Lebih ironis lagi keputus asaan masyarakat yang sudah behujung pada suatu keprustasian masal yaitu mereka berbondong bondong membongkar lahan karetnya dan mengganti dengan tanaman singkong.
Hal seperti ini tidak mendapatkan perhatian sama sekali dari pemerintah, seharusnya pemerintah harus mampunyai standar harga layak, seperti halnya pemerintah dapat menetapkan UMP ( upah minimun propinsi). Standar harga ini bisa kita istilahkan dengan HMKR (standar harga minimum regional) saya tidak mengerti dengan pemerintah yang sangat tidak perduli dengan kondisi ini. Dan tidak ada gebrakan dari pemerintah untuk urusan ini.
Mengapa perlu di adakah HMKR karena komoditi ini adalah suatu rangkaian dari proses Industri seperti halnya ketika tenaga kerja formal yang notabone nya adalah masuk dalam areal Industri dimana sebuah industri akan menghasilkan barang industri yang mempunya nilai ekonomis dan mempunyai motivasi ke untungan atau laba, makan agar terjadi suatu keadilan sosial maka suatu keuntungan dari hasil Industri itu tidak boleh menyengsarakan penunjungnya, dalam hal ini selain tenaga kerja sebagai penunjang dalam proses produksi yang harus di lindungi oleh pemerintah, maka petani penghasil komoditi untuk bahan baku Industri pun seharusnya mendapatkan perlindungan yang sama dengan tenaga kerja.
Karena seperti tenaga kerja, para petani pun mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama, yaitu keinginan untuk hidup layak. Dalam kondisi saat ini sangat tidak layak bagi para petani karet dengan harga Rp. 5.000/ kg karet mingguan.
salam petani Indonesia
by-esawe
Rabu, 04 Juni 2014
MENCOBA BANGUN DARI KEGAGALAN PANEN YANG LALU
1. Keterlambatan dalam pemupukan sehingga mempengaruhi buah singkong
2. Larikan gulutan yang membuat air menggenang yang mengakibatkan busuknya buah singkong
3. Penyemprotan rumput pada saat menjelang deras derasnya musim hujan yang mengakibatkan erosi
atau terkikisnya gulutan sehingga buah singkong banyak yang tidak tertimbun tanah (karena lahan
saya sedikit miring sehingga air yang mengalir cukup deras)
Musim tanam kali ini adalah penentuan apakah saya akan tetap bertahan dengan tanaman singkong atau akan saya ganti dengan tanaman lain nya. Sebab dibalik ramainya perguncingan tentang keuntungan yang muluk muluk tentang komoditi singkong, ada berbagai masalah yang menghadang yang harus di perhitungkan dengan cermat yaitu antara lain :
1. Harga singkong, harga singkong bisa terdengar sangat tinggi dan menggiurkan bagi semua petani,
tetapi tingginya harga singkong tersebut berbanding lurus dengan saat singkong melampaui masa
masa kritis dimana banyak sekali singkong yang tidak bisa melalui masa masa kritis tersebut
masa kritis singkong adalah pada masa bulan Desember sampai Februari dimana pada bulan ter-
sebut banyak sekali curah hujan dengan intensitas besar, yang akan membuat singkong menjadi
busuk bahkan banyak pula lahan yang tergenang air. Sedangkan harga singgkong akan merabah
naik pada bulan maret sampai agustus dan akan berangsur turun sampai titik terendah pada bulan
November. Pada masa titik aman dan masa buah siap panen yaitu bulan Agustus - November
harga singkong seringkali sangat murah dan sebagian besar petani mau tidak mau harus menjual
atau memanen singkong nya pada bulan bulan tersebut dikarenakan jika di teruskan atau di tahan
sampai bulan maret mereka para petani takut buah singkong tidak dapat melampaui masa masa
kritis seperti yang di utarakan di atas, atau lahanya pada bulan bulan kritis tersebut akan terendam
air.
2. Sulitnya mendapatkan pupuk, dalam penanaman singkong sekala besar (lebih dari 1 ha) memerlu-
kan pupuk yang banyak, hal ini sangat menyulitkan kita untuk mendapatkan hasil yang kita target-
kan. Karena resiko yang akan terjadi adalah kita mendapatkan pupuk tidak sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan untuk lahan kita atau kita terlambat dalam pemupukan dimana kedua sangat
mempengaruhi hasil panenan kelak.
3. Masa tunggu singkong relatif lama, sehingga jika kita gagal panen maka di butuhkan waktu
yang relatif lama pula untuk dapat mengulangi pemanenan berikutnya yang pertanyaan nya adalah
masihkan kita dapat makan hidup layak letika menunggu panen yang akan datang setelah kita
mengalami gagal panen ? dan apakah panen kelak akan sesuai dengan yang kita harapkan atau
akan gagal lagi ?
Dari pertimbangan tersebutlah saya juga ingin sharing kepada rekan rekan petani Indonesia yang mungkin memiliki pengalaman yang lebih lama dan lebih mujur.
salam petani Indonesia
by-esawe
Kamis, 15 Mei 2014
HATI HATI BAGI PETANI PEMULA
Salam petani Indonesia, cukup menggiurkan bila kita menghitung di atas kertas tentang kalkulasi keuntungan yang di janjikan pada sektor pertanian, saat ini yang sedang populer adalah komoditas sawit, karet , singkong dan coklat, disamping itu ada juga jenis tanaman yang juga turut memarakan dunia pertanian, contohnya pohon cendana yang bibitnya mencapai Rp. 50.000,- perbatang dengan iming iming kelak kalau sudah di panen harga per kg dari daunnya adalah Rp. 50.000/ kg, juga yang tak kalah ramainya dengan budi daya gaharu.... wauuuuuu semua membuat kita melayang di atas awan.
Perlu di ketahui para pembaca rubik ini, bahwa ternyata bagi kita yang sedang merintis di bidang pertanian sangatlah banyak aral dan rintangan, beberapa tips yang benar benar harus di perhatikan :
1. Jangan percaya sedikit pun mulut manis dari seorang yang menawarkan tanah, baik itu dari pemilik tanah langsung atau perantara, pada awalnya mereka akan berpenampilan dan berprilaku bagaikan malaikat penolong, semua mereka bilang mudah, gampang, bagus, aman, beres, tak bermasalah, murah, sudah ada yang mau, sudah ada yang nawar dan sebaginya dan sebagainya, dan setelah transaksi terjadi mereka akan angkat tangan dan angkat kaki meninggalkan kita. Jangan peracaya dengan kicauanya karena kicauanya sangat merdu sekali, semau seolah terasa mudah dan gampang, tak adak urusan yang tidak bisa di selesaikan tapi ketiak masalah datang mereka cucitangan.
Lantas apa yag harus di lakukan ? dan cek dan cek dan cek jangan abaikan semua di katakan oleh pemilik atau perantara tanah.... kita harus cek sendiri tentang tanah yang akan kita beli, jangan pernah percaya sedikitpun dengan orang orang yang berkepentingan dalam transaksi itu.
2. Pengurusan surat tanah, serahkan saja pada Notaris yang jelas institusinya jangan terjebak oleh orang orang yang mengatas namakan pengawai BPN, banyak dari mereka yang bejiwa kadal dan bulus hehehehe..
Mudah mudahan ini dapat mengingatkan bagi reken rekan yang akan memulai bertani, dan mari berbagi informasi yang riil kepada kita semua.
salam petani
by-esawe
Perlu di ketahui para pembaca rubik ini, bahwa ternyata bagi kita yang sedang merintis di bidang pertanian sangatlah banyak aral dan rintangan, beberapa tips yang benar benar harus di perhatikan :
1. Jangan percaya sedikit pun mulut manis dari seorang yang menawarkan tanah, baik itu dari pemilik tanah langsung atau perantara, pada awalnya mereka akan berpenampilan dan berprilaku bagaikan malaikat penolong, semua mereka bilang mudah, gampang, bagus, aman, beres, tak bermasalah, murah, sudah ada yang mau, sudah ada yang nawar dan sebaginya dan sebagainya, dan setelah transaksi terjadi mereka akan angkat tangan dan angkat kaki meninggalkan kita. Jangan peracaya dengan kicauanya karena kicauanya sangat merdu sekali, semau seolah terasa mudah dan gampang, tak adak urusan yang tidak bisa di selesaikan tapi ketiak masalah datang mereka cucitangan.
Lantas apa yag harus di lakukan ? dan cek dan cek dan cek jangan abaikan semua di katakan oleh pemilik atau perantara tanah.... kita harus cek sendiri tentang tanah yang akan kita beli, jangan pernah percaya sedikitpun dengan orang orang yang berkepentingan dalam transaksi itu.
2. Pengurusan surat tanah, serahkan saja pada Notaris yang jelas institusinya jangan terjebak oleh orang orang yang mengatas namakan pengawai BPN, banyak dari mereka yang bejiwa kadal dan bulus hehehehe..
Mudah mudahan ini dapat mengingatkan bagi reken rekan yang akan memulai bertani, dan mari berbagi informasi yang riil kepada kita semua.
salam petani
by-esawe
Senin, 14 April 2014
Alih Alih Pelipur Lara
Disaat panen singkong sedang menuai kerugian, masih ada sesuatu yang bisa di panen. Lumayan ada sebeberapa pohon duku yang cukup lebat buahnya dan harganya pun lumayan yah jadilah pelipur lara hehehehe...
by : esawe
Rabu, 02 April 2014
SINGKONG KU GAGAL PANEN
Sekian lama menunggu lebih dari tujuh bulan belalu musim penghujan telah menggantikan musim kemaru basah di tahun 2013, Curah hujan di musim ini (2014) ternyata sangatlah tinggi sekali..... ternyata membawa dampak yang luar biasa di kebun singkong ku.
Awal bulan November 2013 dan memasuki pertengahan Desember 2013 sebenarnya sudah ada hasrat untuk memanen singkong, tapi karena perimbangan harga saya mengurungkan niat untuk memanenya yag saat itu harga singkong per kg hanya mencapai Rp. 600 kotor di pabrik artinya belum potongan kadar air, ongkos angkut dan ongkos panen (hrg yang menyedihkan).
Singkong saya menggunakan pupuk organik dari salah satu produsen pupuk organik yang ada, dan dengan cara yang cukup rumit dan memakan biaya yg membuat saya menahan panenan dengan harga segitu. Waktu berlalu dan ketika harga mulai mencapai Rp. 900/kg saya mulai memanen singkong yang saya harapkan akan mendapatkan hasil yang lebih dari cara tanam biasa. Akan tetapi yang terjadi adalah ternyata singkong membusuk karena curah hujan yang sangat tinggi.
Kerugian pun melanda usahaku ini, tapi apapun aku tidak boleh putus asa harus terus mencoba dan mencoba sampi menemukan jalan yang tebaik untuk lahan ku ini.
salam pentani Indonesia
esawe-rajataniku
Awal bulan November 2013 dan memasuki pertengahan Desember 2013 sebenarnya sudah ada hasrat untuk memanen singkong, tapi karena perimbangan harga saya mengurungkan niat untuk memanenya yag saat itu harga singkong per kg hanya mencapai Rp. 600 kotor di pabrik artinya belum potongan kadar air, ongkos angkut dan ongkos panen (hrg yang menyedihkan).
Singkong saya menggunakan pupuk organik dari salah satu produsen pupuk organik yang ada, dan dengan cara yang cukup rumit dan memakan biaya yg membuat saya menahan panenan dengan harga segitu. Waktu berlalu dan ketika harga mulai mencapai Rp. 900/kg saya mulai memanen singkong yang saya harapkan akan mendapatkan hasil yang lebih dari cara tanam biasa. Akan tetapi yang terjadi adalah ternyata singkong membusuk karena curah hujan yang sangat tinggi.
Kerugian pun melanda usahaku ini, tapi apapun aku tidak boleh putus asa harus terus mencoba dan mencoba sampi menemukan jalan yang tebaik untuk lahan ku ini.
salam pentani Indonesia
esawe-rajataniku
Kamis, 23 Januari 2014
INFO HARGA SINGKONG TERKINI
Hari hari yang kian tidak menentu untuk harga singkong, 2 minggu yang lalu sempat harga singkong mengalami kenaikan tapi saat ini di minggu terakhir bulan Januari 2014 harga singkong kembali tergelincir berada di kisaran Rp. 780,- per Kg (kotor) yang artinya Rp. 620,- per Kg (bersih).
Ditengah tengah curah hujan yang sangat tinggi, saat ini petani hanya berpasrah dan harap harap cemas, apakah singkong singkong mereka dapat bertahan sampai curah hujan mereda ataukan mereka harus dengan terpaksa menjual singkongnya dibawah tekanan harga yang sedang rendah.
Disaat seperti ini pemerintah tak bergeming untuk membatu para petani agar singkongnya tetap mempunyai nilai ekonomis yang layak. Pemerintah diam seribu kata seolah itu bukan urasan mereka.
Salam Petani,
by : esawe
Ditengah tengah curah hujan yang sangat tinggi, saat ini petani hanya berpasrah dan harap harap cemas, apakah singkong singkong mereka dapat bertahan sampai curah hujan mereda ataukan mereka harus dengan terpaksa menjual singkongnya dibawah tekanan harga yang sedang rendah.
Disaat seperti ini pemerintah tak bergeming untuk membatu para petani agar singkongnya tetap mempunyai nilai ekonomis yang layak. Pemerintah diam seribu kata seolah itu bukan urasan mereka.
Salam Petani,
by : esawe
Selasa, 14 Januari 2014
INFO HARGA SINGKONG TERKINI
Info harga singkong 12 Januari 2014 di daerah lampung timur terus mengalamai kenaikan, yang pada hari sebelumnya adalah sekitar Rp. 875 per kg kini sudah mencapai Rp.890 per kg, kemungkinan yang akan terjadi sampai dengan bulan April harga akan semakin meningkat.
Tingkat curah hujan yang tinggi menyebabkan kekawatiran bagi sejumlah petani singkong yang berada di lahan yang cenderung basah.
Salam petani
by ; esawe
Tingkat curah hujan yang tinggi menyebabkan kekawatiran bagi sejumlah petani singkong yang berada di lahan yang cenderung basah.
Salam petani
by ; esawe
Jumat, 10 Januari 2014
KIAT KIAT MEMBELI KEBUN
1. teliti sebelum membeli
ini merupakan hal penting ketika anda akan membeli kebun sawit, jangan sampai anda beli kucing dalam karung. bertanyalah kepada orang memiliki kompetensi dalam meneliti kebun tersebut karena kebun sawit itu banyak macam dan coraknya.
2. telusuri informasi
jangan sekali-kali anda percaya begitu saja dengan informasi yang disampaikan kepada anda sampai anda benar-benar melihatnya dengan mata kepala sendiri. hal ini berguna untuk menyiapkan buget pembelian kebun sawit yang anda inginkan.
3. cek status tanah
setelah anda menelusuri info kemudian periksalah legalitas kebun karena anda bukan membeli kacang rebus. jadi cek keabsahan surat dan dokumen yang ada ke pihak-pihak yang bersangkutan.
4. lakukan perjanjian jual beli
ketika semua tahapan diatas telah anda lakukan dan tidak menemukan kejanggalan, maka lakukanlah perjanjian jual beli dengan penjual bukan dengan mediator. karena mediator yang baik adalah yang mempertemukan penjual dengan pembeli langsung. saat itulah anda menawar harga serendah-rendahnya tapi jangan keterlaluan he.. intinya tawarlah harga yang pantas dengan spesifikasi kebun yang telah anda lihat.
5. lakukan pembayaran
ini merupakan langkah sebelum terakhir sebelum tanah menjadi hak milik anda sepenuhnya. lakukan pembayaran atau pelunasan dari harga yang telah disepakati dengan disaksikan oleh saksi dari kedua pihak.
6. balik nama surat atau pengurusan surat tanah
surat tanah merupakan bukti bahwa anda adalah empu dari kebun sawit tersebut. namun untuk sertifikat kebun sawit di atas 2 (dua) hektar biasanya didaftarkan atas beberapa nama jadi tidak heran kalau kebun sawit 50 (lima puluh) hektar mempunyai sertifikat sebanyak 25 (dua puluh lima) lembar serifikat dengan nama yang berbeda-beda.
SADURAN DARI BLOG LAIN
SALAM PETANI
esawe
ini merupakan hal penting ketika anda akan membeli kebun sawit, jangan sampai anda beli kucing dalam karung. bertanyalah kepada orang memiliki kompetensi dalam meneliti kebun tersebut karena kebun sawit itu banyak macam dan coraknya.
2. telusuri informasi
jangan sekali-kali anda percaya begitu saja dengan informasi yang disampaikan kepada anda sampai anda benar-benar melihatnya dengan mata kepala sendiri. hal ini berguna untuk menyiapkan buget pembelian kebun sawit yang anda inginkan.
3. cek status tanah
setelah anda menelusuri info kemudian periksalah legalitas kebun karena anda bukan membeli kacang rebus. jadi cek keabsahan surat dan dokumen yang ada ke pihak-pihak yang bersangkutan.
4. lakukan perjanjian jual beli
ketika semua tahapan diatas telah anda lakukan dan tidak menemukan kejanggalan, maka lakukanlah perjanjian jual beli dengan penjual bukan dengan mediator. karena mediator yang baik adalah yang mempertemukan penjual dengan pembeli langsung. saat itulah anda menawar harga serendah-rendahnya tapi jangan keterlaluan he.. intinya tawarlah harga yang pantas dengan spesifikasi kebun yang telah anda lihat.
5. lakukan pembayaran
ini merupakan langkah sebelum terakhir sebelum tanah menjadi hak milik anda sepenuhnya. lakukan pembayaran atau pelunasan dari harga yang telah disepakati dengan disaksikan oleh saksi dari kedua pihak.
6. balik nama surat atau pengurusan surat tanah
surat tanah merupakan bukti bahwa anda adalah empu dari kebun sawit tersebut. namun untuk sertifikat kebun sawit di atas 2 (dua) hektar biasanya didaftarkan atas beberapa nama jadi tidak heran kalau kebun sawit 50 (lima puluh) hektar mempunyai sertifikat sebanyak 25 (dua puluh lima) lembar serifikat dengan nama yang berbeda-beda.
SADURAN DARI BLOG LAIN
SALAM PETANI
esawe
Kamis, 09 Januari 2014
INFO HARGA SINGKONG TERKINI
Info harga singkong disalah satu pabrik di Lampung tengah per tanggal 10 Januari 2014 :
Harga perkilogram Rp. 875 Potongan standard 14% sehingga harga bersih standard adalah Rp.752,5
Jika ongkos anggut dan panen sekitar Rp. 150,- maka harga penjualan bersih Rp. 602,5 silahkan hitung keuntungan bersihnya setelah dikurangi biaya penanaman dan perawatan.
Salam petani
By ; esawe
Harga perkilogram Rp. 875 Potongan standard 14% sehingga harga bersih standard adalah Rp.752,5
Jika ongkos anggut dan panen sekitar Rp. 150,- maka harga penjualan bersih Rp. 602,5 silahkan hitung keuntungan bersihnya setelah dikurangi biaya penanaman dan perawatan.
Salam petani
By ; esawe
Rabu, 08 Januari 2014
MENUNGGU HARGA SINGKONG NAIK
Sejak bulan awal bulan Oktober 2013 catatan buku kerja saya mencatat bahwa harga singkong dilampung semakin ambles, melorot, tak kunjung berhenti. Titik puncak terendah harga singkong adalah pada awal bulan Desember 2013 dimana harga singkong mencapai Rp. 700,- per Kg, dimana harga tersebut adalah harga di pabrik belum dikurangi dengan potongan kardar air, ongkos angkut dan ongkos panen. Saat ini jika di kurangi dengan ongkos panen Rp. 50,- per kg dan ongkos angkut Rp.90,- per kg makan penghasilan bersih sebelum potongan kadar adalah sekitar Rp.550,- harga yang kurang menggairahkan untuk para petani.
Begitu juga dengan saya saat ini nampak pada gambar diatas bahwa singkong saya tersebut sudah masanya untuk dipanen, akan tetapi harga terakhir di pertengahan bulan Januari 2014 adalah Rp.840,-per kg yang artinya harga bersih sebelum potongan kadar adalah sekitar Rp. 690,- per kg. Dengan terpaksa saya harus lebih sabar lagi untuk dapat memanen singkong saya agar saya dapat memperoleh hasil yang saya harapkan dari rencana awal, yang sejatinya singkong sudah harusnya di panen bulan Desember 2013 yang lalu, tentunya dengan resiko yang ada, mengingat saat ini curah hujan sangat deras dan rapat sehingga akan dapat mengakibatkan singkong busuk.
Ini adalah pengalaman pertama saya menjadi seorang petani, yang memang betapa sulit petani melangkah, dari mulai mencari lahan, mengolah lahan, penanaman dan perawatan sampai dia dapat dipanen dan tidak sampai di situ saja, kita juga dihadapkan dengan gejolak harga panenan yang kadang membuat kita rugi atau tidak sesuai dengan hitungan kita diatas kertas. Semoga harga singkong akan kian membaik dan singkong saya tidak rusak karena gejala alam.
salam petani.
by : esawe
Selasa, 07 Januari 2014
PERKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2014
Seperti yang talah saya tulis pada artikel yang terdahulu bahwa musim kemarau tahun 2014 akan mengalami kemarau yang panjang, demikian salah satu media masa sudah merilist bahwa musim kemaru tahun ini adalah musim kemarau panjang (nara sumber BMG). Untuk itu para petani hendaklah memperhitungkan musim di tahun ini agar tidak terjadi kerugian yang diakibatkan kondisi alam.
Petani singkong pada khususnya di tahun 2014 ini yang akan menanam singkong jangan sampai melewati bulan april, mungkin lebih baik menanam singkong terakhir awal bulan maret yang menurut prediksi saya jika di bulan April nanti sudah memasuki musim kemarau maka tanaman singkong masih mempunyai waktu 1 bulan untuk mengembakan akar agar jadi ubi singkong karena pada bulan Maret masih terdapat curah hujan yang dapat memenuhi kebutuhan singkong untuk mengembangkan ubinya, dan pada bulan April meskipun sudah memasuki musim kemarau sampai dengan bulan Agustus masih terdapat hujan sesekali.
Untuk lahan kadar airnya tinggi saat musim hujan apalagi yang terkadang tergenang air pada musim hujan harus di hitung pula bahwa kelak sebelum musim hujan tiba, singkong harus sudah cukup umur untuk dipanen. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi gagal panen karena busuk atau mati leles akibat tergenang air, juga bisanya pada saat musim hujan yang berarti saatnya petani menanam padi harga singkong cenderung jatuh akibat para petani padi beramai ramai memanen singkongnya karena lahan singkongnya akan di ganti dengan tanaman padi.
Mari kita tingkatkan hasil panen kita dengan lebih terliti lagi melihat gejala alam yang terjadi untuk menghindari kegagalan panen dan untuk mendapatkan harga yang layak.
By : esawe
Rabu, 01 Januari 2014
TAPAK TILAS KEBUN KARET
Bermula di Kebun Karet Saudagar Tiongkok
Rimbunan perkebunan karet seluas 300 hektar yang terhampar di jantung pusat kota Jakarta, terpaksa harus tergusur akibat perkembangan zaman ke arah modernisasi.
Pohon-pohon karet kini berganti wajah dengan gedung-gedung pencakar langit. Daerah yang dikenal dengan nama Karet Tengsing itu memiliki sejarah yang cukup panjang.
Menurut salah satu sesepuh Karet Tengsin, Husni MT, 60 tahun, asal mula nama daerah yang kini termasuk kawasan Segitiga Emas Kuningan, berasal dari nama orang China yang kaya raya dan baik hati.
Orang itu bernama Tan Tieng Shin. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Tieng Shin cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Tieng Shin.
"Karena orang pribumi susah nyebutnya jadi Tengsin saja," ujarnya kepada VIVAnews.
Memang pada waktu itu banyak pohon karet, Karet Tengsin dulunya adalah perkebunan karet milik etnis China Betawi bernama Tieng Shin. "Di sini dulunya hutan yang ditubuhi berbagai macam pohon. Salah satunya pohon karet. Hutan ini kemudian berubah menjadi perkebunan karet oleh Tieng Shin," ungkapnya.
Karena kekayaan yang berlimpah dan sikapnya yang dermawan membuat para pribumi banyak bekerja di perkebunan miliknya.
"Warga di sini dulunya hidup sejahtera, kita biasanya makan dari hasil hutan yang cukup berlimpah. Banyak sayur mayur yang tumbuh subur. Jadi tidak udah beli tinggal ambil saja," ujar Ketua RT 06 RW 02 Karet Tengsin ini.
Husni mengakui jika kakeknya Saidi merupakan teman akrab Tieng Shin. Tak hayal dirinya pun mengetahui sejarah tersebut. "Tieng Shin sudah berada di sini sejak 1890, dia memiliki rumah yang sekarang dibongkar menjadi Menara Batavia," tuturnya.
Perkebunan karet milik Tieng Shin akhirnya tergusur setelah dibangunnya Stadion Gelora Bung Karno. "Jalan KH Mas Mansyur dulunya kebun karet, tapi akhirnya ditebang untuk dijadikan jalan," kenangnya.
Kebun-kebun yang rindang dengan pohon karet akhirnya mulai menghilang, namun jejak keluarga Tieng Shin masih tetap bertahan meskipun tidak berlangsung lama.
"Pasca meninggalnya Tieng Shin, anak dan cucu masih menetap, tapi tidak lama. Sejak rumah mereka juga ikut tergusur, jejak itu sirna," katanya.
Husni mengaku sedih dengan kondisi Karet Tengsin saat ini. Warganya menjadi susah, lingkungan menjadi kumuh. Penduduk asli pun tak kuasa dengan adanya serangan dari gedung-gedung pencakar langit yang mulai menutupi rumahnya dari sinar matahari.
Satu persatu mereka mulai angkat kaki dari perkebunan karet itu.
Kali Krukrut yang melintasi perkebunan Karet Tengsin pun ikut terkena dari dampak modernisasi. "Dulu kalinya bening, kita masih suka mancing, mencuci, dan mandi. Tapi sekarang airnya kotor," ujarnya lirih.
Kini Karet Tengsin hanya sepenggal cerita massa lalu yang selalu terkenang dengan keindahan perkebunan karetnya. Karet Tengsin merupakan Kelurahan di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Karet Tengsin memiliki 70 RT yang terangkum dalam 9 Rukun Warga. Jumlah warga Karet Tengsin hampir 15 ribu jiwa.
Mereka tinggal di atas lahan, termasuk lahan Pemakaman Karet Bivak yang terkenal itu seluas 153 hektar.
sumber : vivanews.com
Rimbunan perkebunan karet seluas 300 hektar yang terhampar di jantung pusat kota Jakarta, terpaksa harus tergusur akibat perkembangan zaman ke arah modernisasi.
Pohon-pohon karet kini berganti wajah dengan gedung-gedung pencakar langit. Daerah yang dikenal dengan nama Karet Tengsing itu memiliki sejarah yang cukup panjang.
Menurut salah satu sesepuh Karet Tengsin, Husni MT, 60 tahun, asal mula nama daerah yang kini termasuk kawasan Segitiga Emas Kuningan, berasal dari nama orang China yang kaya raya dan baik hati.
Orang itu bernama Tan Tieng Shin. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Tieng Shin cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Tieng Shin.
"Karena orang pribumi susah nyebutnya jadi Tengsin saja," ujarnya kepada VIVAnews.
Memang pada waktu itu banyak pohon karet, Karet Tengsin dulunya adalah perkebunan karet milik etnis China Betawi bernama Tieng Shin. "Di sini dulunya hutan yang ditubuhi berbagai macam pohon. Salah satunya pohon karet. Hutan ini kemudian berubah menjadi perkebunan karet oleh Tieng Shin," ungkapnya.
Karena kekayaan yang berlimpah dan sikapnya yang dermawan membuat para pribumi banyak bekerja di perkebunan miliknya.
"Warga di sini dulunya hidup sejahtera, kita biasanya makan dari hasil hutan yang cukup berlimpah. Banyak sayur mayur yang tumbuh subur. Jadi tidak udah beli tinggal ambil saja," ujar Ketua RT 06 RW 02 Karet Tengsin ini.
Husni mengakui jika kakeknya Saidi merupakan teman akrab Tieng Shin. Tak hayal dirinya pun mengetahui sejarah tersebut. "Tieng Shin sudah berada di sini sejak 1890, dia memiliki rumah yang sekarang dibongkar menjadi Menara Batavia," tuturnya.
Perkebunan karet milik Tieng Shin akhirnya tergusur setelah dibangunnya Stadion Gelora Bung Karno. "Jalan KH Mas Mansyur dulunya kebun karet, tapi akhirnya ditebang untuk dijadikan jalan," kenangnya.
Kebun-kebun yang rindang dengan pohon karet akhirnya mulai menghilang, namun jejak keluarga Tieng Shin masih tetap bertahan meskipun tidak berlangsung lama.
"Pasca meninggalnya Tieng Shin, anak dan cucu masih menetap, tapi tidak lama. Sejak rumah mereka juga ikut tergusur, jejak itu sirna," katanya.
Husni mengaku sedih dengan kondisi Karet Tengsin saat ini. Warganya menjadi susah, lingkungan menjadi kumuh. Penduduk asli pun tak kuasa dengan adanya serangan dari gedung-gedung pencakar langit yang mulai menutupi rumahnya dari sinar matahari.
Satu persatu mereka mulai angkat kaki dari perkebunan karet itu.
Kali Krukrut yang melintasi perkebunan Karet Tengsin pun ikut terkena dari dampak modernisasi. "Dulu kalinya bening, kita masih suka mancing, mencuci, dan mandi. Tapi sekarang airnya kotor," ujarnya lirih.
Kini Karet Tengsin hanya sepenggal cerita massa lalu yang selalu terkenang dengan keindahan perkebunan karetnya. Karet Tengsin merupakan Kelurahan di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Karet Tengsin memiliki 70 RT yang terangkum dalam 9 Rukun Warga. Jumlah warga Karet Tengsin hampir 15 ribu jiwa.
Mereka tinggal di atas lahan, termasuk lahan Pemakaman Karet Bivak yang terkenal itu seluas 153 hektar.
sumber : vivanews.com
SELAMAT TAHUN BARU
2013 sudah telewati penuh dan kini kita mulai lagi dengan tahun baru 2014, sebenarnya tidak ada yang baru dalam perjalan kehidupan ini hanya sirkulasi penanggalanlah yang membuat seolah ada yang baru. Masalah, untung, rugi, tetap silih berganti.
DALAM KESEMPATAN INI SAYA INGIN MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU 2014 BAGI KITA SEMUA. SEMOGA KITA SEMAKIN SUKSES DAN BERBAHAGIA SELALU.
Tahun 2014 di awali dengan musim penghujan yang menurut pengamatan saya datangnya lebih awal dari tuhun tahun yang sudah sudah. Dengan kata lain di akhir tahun 2013 sudah terjadi musim hujan dengan intensitas yang besar. Bagi saya ini adalah gejala alam yang akan berpengaruh dengan apa yang akan terjadi untuk musim berikutnya. Hal ini yang bagi saya kemungkinan akan terjadi musim kemarau yang lebih cepat, dengan tingkat kekeringan yang cukup tinggi. Sehingga baiklah para petani Indonesia agar dapat memperhitungkan musim kemarau yang akan datang untuk di sikapi secara serius.
Sebagian besar petani Indonesia masih mengandalkan hujan sebagai pondasi dasar bercocok tanam, karena pemerintah kususnya departemen pertanian dan departemen pekerjaan umum belum bisa menciptakan irigasi yang tak kenal musim (mungkin kempuan berfikirnya belum sama kesana). Oleh karena itu sekedar di waspadai bahwa musim kemarau yang akan datang akan lebih cepat datang dengan tingkat kekeringan yang tinggi dan waktu yang lebih panjang.
salam petani
by : esawe
DALAM KESEMPATAN INI SAYA INGIN MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU 2014 BAGI KITA SEMUA. SEMOGA KITA SEMAKIN SUKSES DAN BERBAHAGIA SELALU.
Tahun 2014 di awali dengan musim penghujan yang menurut pengamatan saya datangnya lebih awal dari tuhun tahun yang sudah sudah. Dengan kata lain di akhir tahun 2013 sudah terjadi musim hujan dengan intensitas yang besar. Bagi saya ini adalah gejala alam yang akan berpengaruh dengan apa yang akan terjadi untuk musim berikutnya. Hal ini yang bagi saya kemungkinan akan terjadi musim kemarau yang lebih cepat, dengan tingkat kekeringan yang cukup tinggi. Sehingga baiklah para petani Indonesia agar dapat memperhitungkan musim kemarau yang akan datang untuk di sikapi secara serius.
Sebagian besar petani Indonesia masih mengandalkan hujan sebagai pondasi dasar bercocok tanam, karena pemerintah kususnya departemen pertanian dan departemen pekerjaan umum belum bisa menciptakan irigasi yang tak kenal musim (mungkin kempuan berfikirnya belum sama kesana). Oleh karena itu sekedar di waspadai bahwa musim kemarau yang akan datang akan lebih cepat datang dengan tingkat kekeringan yang tinggi dan waktu yang lebih panjang.
salam petani
by : esawe
Langganan:
Postingan (Atom)