Senin, 09 Desember 2013

PETANIKU SAYANG PETANIKU YANG MALANG

Dibesarkan dilingkungan petani adalah kehidupan saya sejak kecil, sawah dan ladang adalah tempat saya bermain bersama teman teman mengisi kehidupan saya yang kala itu belum tau apa makna dan arti bidang sawah/sebidang ladang, atau apalah arti sebatang pohon padi, sebatang pohon singkong, sebatang pohon jagung semua yang saya lihat hanya berlalu begitu saja. Yang saya lihat hanyalah kulit hitam dan busik seorang petani yang sedang menyandang cangkul di pundaknya serta kerutan dahi yang mencoba bertahan dari silaunya dan teriknya matahari.

Waktu beranjak  aku mulai sedikit mengerti apa yang sedang tumbuh disawah dan ladang aku mulai sedikit mengerti betapa berartinya sebatang padi, jagung atau singkong bagi petani. Tapi aku belum mengerti lebih jauh seberapa besar harapan para petani yang selalu saya lihat ketika aku sedang bermain di sawah dan ladang mereka. Aku hanya tahu bahwa meraka telah menyelesaikan pekerjaanya dan sekarang mereka sedang memetik hasil panenanya. Dan ketika aku sudah lebih mengerti lagi, aku baru tahu betapa perih perjalanan yang mereka lalui untuk menjadi seorang petani. Sekian lama waktu menuntunku, dibenak ku berkata "siapa yang mau jadi petani ?" atau "siapa yang sanggup jadi petani ?".

Petani sayang penopang kebutuhan primer dan juga penopang kebutuhan skunder, penyedia bahan pangan dan bahan bahan dasar kebutuhan skunder lainya. Semakin lama semakin terenyuh hati ini ketika melihat hasil panen yang di jual dengan harga murah, ketika harus tak berdaya menghadapi hama yang membabi buta, ketika hasil panen gagal karena pupuk langka. Bagaimana kelayakan kehidupan petani sangat saya pertanyakan.

Petani malang tak ada satu lembaga instansi atau lembaga pemerintah yang betul betul fokus memberhatikan kehidupan para petani agar mereka dapat memperoleh kehidupan yang layak. Sistem dan atauran yang ada hanya menambah beban dan mempersempit ruang gerak para petani untuk maju. Sehingga semakin lama petani semakin tidak berdaya dan ketika semua sudah mendesak satu satunya jalan adalah dengan menjual sawah atau ladangnya dan yang pada akhirnya mereka hanya menjadi buruh tani.

Kini ketika aku sudah mengerti dan sedikit tahu bagaimana cara bertani, aku semakin ingin terjun pada dunia petanian yang bagi ku masih merupakan misteri yang ingin aku pecahkan dan ingin aku rubah bahwa sebenarnya PETANI INDONESAI bisa jauh lebih MADANI (sejahtera).

salam petani
by : esawe 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar