Selasa, 17 Februari 2015

Kembali menanam harapan baru

Kembali lagi ke kebun untuk terus berusaha membuat hasil kebun menjadi optimal saya menggunakan metode baru yang tak terlepas dari penggunaan pupuk organik. Di musim tanam kali ini seluruh kegiatan pengolahan lahan saya awasi secara langsung, dari hasil pengawasan ini saya semakin mengetahui apa yang menjadi penyebab ketidak seimbangan selama ini antara modal penanaman dengan hasil panen.

Pengeceran pupuk dasar,  korlap yang selama ini saya andalkan untuk mengatur dan mempraktekan apa yang telah saya rencanakan ternyata perhitunganya kurang akurat dan yang membuat proses pengeceran meleset 20% dari rencana saya, pembagian pupuk dasar yang tidak merata, serta jumlah orang yang mengecer yang ternyata kurang sehingga tidak dapat mengimbangi kecepatan jalan nya bajak (edet), membuat pupuk dasar tidak terbagi dan tidak terimbun dengan baik. Sangat beruntung saat itu saya langsung terjun mengawasinya sehingga kekurangan tersebut dapat segera saya minimalisir.

Proses menanaman, kembali lagi terjadi kesalahan dalam proses penanaman yaitu memotong bibit dengan golok yang menyebabkan pecahnya batang, dan hal ini langsung saya perbaiki caranya dengan menggunakan gergaji.

Pengaturan tenaga kerja yang tidak tepat terjadi sehingga banyak terjadi pemborosan waktu yang mana upah tenaga kerja adalah upah harian, dan saat itu juga segera saya atasi sehingga tenaga kerja dapat saya optimalkan secara optimal.

Ternyata sungguh sangat perlu di perhatikan bahwa dalam bertani banyak sekali faktor pengolahan lahan yang dapat menyebabkan hasil panen menjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan karena kasalahan atau kelalaian kecil dalam setiap proses penanaman.

Semoga ini dapat menjadi masukan bagi para petani bawasanya tidak cukup dengan modal yang maksimal tapi juga harus melakukan penanaman dengan cara yang optimal juga.

salam petani Indonesia
by-esawe   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar