Rabu, 04 Juni 2014

MENCOBA BANGUN DARI KEGAGALAN PANEN YANG LALU

Setelah mengalami kegagalan panen pada panenan yang lalu, saya masih mencoba untuk bangkit berdiri dan mencoba lagi keberuntungan menanam singkong. Kegagalan yang terjadi pada panen yang lalu saya coba evaluasi bersama orang yang saya percayakan untuk mengurus lahan singkong ku tersebut, ada beberapa hal yang kami dapatkan dalam evaluasi tersebut yaitu :
1. Keterlambatan dalam pemupukan sehingga mempengaruhi buah singkong
2. Larikan gulutan yang membuat air menggenang yang mengakibatkan busuknya buah singkong
3. Penyemprotan rumput pada saat menjelang deras derasnya musim hujan yang mengakibatkan erosi
    atau terkikisnya gulutan sehingga buah singkong banyak yang tidak tertimbun tanah (karena lahan 
    saya sedikit miring sehingga air yang mengalir cukup deras)

Musim tanam kali ini  adalah penentuan apakah saya akan tetap bertahan dengan tanaman singkong atau akan saya ganti dengan tanaman lain nya. Sebab dibalik ramainya perguncingan tentang keuntungan yang muluk muluk tentang komoditi singkong, ada berbagai masalah yang menghadang yang harus di perhitungkan dengan cermat yaitu antara lain :
1. Harga singkong, harga singkong bisa terdengar sangat tinggi dan menggiurkan bagi semua petani, 
    tetapi tingginya harga singkong tersebut berbanding lurus dengan saat singkong melampaui masa
    masa kritis dimana banyak sekali singkong yang tidak bisa melalui masa masa kritis tersebut
    masa kritis singkong adalah pada masa bulan Desember sampai Februari dimana pada bulan ter-
    sebut banyak sekali curah hujan dengan intensitas besar, yang akan membuat singkong menjadi 
    busuk bahkan banyak pula lahan yang tergenang air. Sedangkan harga singgkong akan merabah
    naik pada bulan maret sampai agustus dan akan berangsur turun sampai titik terendah pada bulan 
    November. Pada masa titik aman dan masa buah siap panen yaitu bulan Agustus - November
    harga singkong seringkali sangat murah dan sebagian besar petani mau tidak mau harus menjual 
    atau memanen singkong nya pada bulan bulan tersebut dikarenakan jika di teruskan atau di tahan 
    sampai bulan maret mereka para petani takut buah singkong tidak dapat melampaui masa masa
    kritis seperti yang di utarakan di atas, atau lahanya pada bulan bulan kritis tersebut akan terendam
    air.
2. Sulitnya mendapatkan pupuk, dalam penanaman singkong sekala besar (lebih dari 1 ha) memerlu-
    kan pupuk yang banyak, hal ini sangat menyulitkan kita untuk mendapatkan hasil yang kita target-
    kan. Karena resiko yang akan terjadi adalah kita mendapatkan pupuk tidak sesuai dengan dosis 
    yang dibutuhkan untuk lahan kita atau kita terlambat dalam pemupukan dimana kedua sangat 
    mempengaruhi hasil panenan kelak.
3. Masa tunggu singkong relatif lama, sehingga jika kita gagal panen maka di butuhkan waktu
    yang relatif lama pula untuk dapat mengulangi pemanenan berikutnya yang pertanyaan nya adalah
    masihkan kita dapat makan hidup layak letika menunggu panen yang akan datang setelah kita 
    mengalami gagal panen ? dan apakah panen kelak akan sesuai dengan yang kita harapkan atau 
    akan gagal lagi ?

Dari pertimbangan tersebutlah saya juga ingin sharing kepada rekan rekan petani Indonesia yang mungkin memiliki pengalaman yang lebih lama dan lebih mujur.

salam petani Indonesia
by-esawe