Stepanus Agung Widodo SE, mengawali hidup sebagai seorang karyawan, kini terjun dan memulai untuk belajar bertani dengan cita cita ingin mewujudkan perubahan untuk PETANI INDONESIA MADANI (sejahtera). Semua diawali dengan 10ha kebun karet, 20ha kebun sawit 9ha kebun singkong. VISI = Petani Madani MISI = Mengembakan Teknolgi Pertanian Dengan Bahan Organik
Senin, 14 April 2014
Alih Alih Pelipur Lara
Disaat panen singkong sedang menuai kerugian, masih ada sesuatu yang bisa di panen. Lumayan ada sebeberapa pohon duku yang cukup lebat buahnya dan harganya pun lumayan yah jadilah pelipur lara hehehehe...
by : esawe
Rabu, 02 April 2014
SINGKONG KU GAGAL PANEN
Sekian lama menunggu lebih dari tujuh bulan belalu musim penghujan telah menggantikan musim kemaru basah di tahun 2013, Curah hujan di musim ini (2014) ternyata sangatlah tinggi sekali..... ternyata membawa dampak yang luar biasa di kebun singkong ku.
Awal bulan November 2013 dan memasuki pertengahan Desember 2013 sebenarnya sudah ada hasrat untuk memanen singkong, tapi karena perimbangan harga saya mengurungkan niat untuk memanenya yag saat itu harga singkong per kg hanya mencapai Rp. 600 kotor di pabrik artinya belum potongan kadar air, ongkos angkut dan ongkos panen (hrg yang menyedihkan).
Singkong saya menggunakan pupuk organik dari salah satu produsen pupuk organik yang ada, dan dengan cara yang cukup rumit dan memakan biaya yg membuat saya menahan panenan dengan harga segitu. Waktu berlalu dan ketika harga mulai mencapai Rp. 900/kg saya mulai memanen singkong yang saya harapkan akan mendapatkan hasil yang lebih dari cara tanam biasa. Akan tetapi yang terjadi adalah ternyata singkong membusuk karena curah hujan yang sangat tinggi.
Kerugian pun melanda usahaku ini, tapi apapun aku tidak boleh putus asa harus terus mencoba dan mencoba sampi menemukan jalan yang tebaik untuk lahan ku ini.
salam pentani Indonesia
esawe-rajataniku
Awal bulan November 2013 dan memasuki pertengahan Desember 2013 sebenarnya sudah ada hasrat untuk memanen singkong, tapi karena perimbangan harga saya mengurungkan niat untuk memanenya yag saat itu harga singkong per kg hanya mencapai Rp. 600 kotor di pabrik artinya belum potongan kadar air, ongkos angkut dan ongkos panen (hrg yang menyedihkan).
Singkong saya menggunakan pupuk organik dari salah satu produsen pupuk organik yang ada, dan dengan cara yang cukup rumit dan memakan biaya yg membuat saya menahan panenan dengan harga segitu. Waktu berlalu dan ketika harga mulai mencapai Rp. 900/kg saya mulai memanen singkong yang saya harapkan akan mendapatkan hasil yang lebih dari cara tanam biasa. Akan tetapi yang terjadi adalah ternyata singkong membusuk karena curah hujan yang sangat tinggi.
Kerugian pun melanda usahaku ini, tapi apapun aku tidak boleh putus asa harus terus mencoba dan mencoba sampi menemukan jalan yang tebaik untuk lahan ku ini.
salam pentani Indonesia
esawe-rajataniku
Langganan:
Postingan (Atom)